Masih ada rasa perih di hati yang membias terang sampai aku sendiri malu untuk mengakuinya,
Tercekat saat aku menyadari itu sudah mengerak di hati,
Malu aku menyadarinya…
Tapi seperti menjerat kuat dan berkarat yang membuat hatiku tak nyaman
Melangit tanpa kendala bersama dengan keangkuhanku
Tak mampu aku mengendalikan amarah di hati ini
Sampai aku merasa ini membelenggu jalan hidup
Aku harus menjawab risau yang muncul di balik hati kecil...
Ikhlas. Satu kata yang belum bisa aku capai
Lelah saat semua rasa sakit ini menghantui sendi-sendi hidupku sampai melekat erat
Tak mudah aku melepaskan semua ini, belenggu sakit hati
Sejauh aku pergi dia akan mengikutiku tanpa lelah
Kini kusadari lewat suara-suara hatiku, aku perlu menjawab risauku
Aku harus melepaskan semua kerak hatiku, sakit yang menjalar
Harus hilang sampai aku bisa menjabarkan rasa ikhlas di hati
Akan kusapa hari-hari dengan balutan hati yang putih bersih...
Akan kutulis lembaran baru. Agar aku lepas dari belengggu rasa sakit ini
Pergilah dari hati ini agar aku bisa membingkai hati ini dengan kebaikan
Sampai rasa sakit ini tak lagi menyapa di saat-saat aku lelah
Hanya kesadaran yang hakiki...
Merayap perlahan
Sampai aku terlepas dari semua rasa sakit
Untuk kembali padaNya…
MemelukNya dalam doa-doa panjangku
Kamis, 27 September 2018
KAU CAHAYA
Kau cahaya,
Aku tunggu kau,
Dari pekat malam,
Aku masih menunggu,
Dari dinginnya malam,
Aku masih menunggu,
Kau cahaya,
Akhirnya tiba juga,
Aku bahagia,
Akhirnya kau tiba juga,
Merubah semuanya menjadi terang,
Akhirnya kau tiba juga,
Kau cahaya,
Terangi aku,
Terangi langkahku,
Kau cahaya,
Jangan bosan,
Untuk menyinari kehidupan,
Untukku dan semua orang
2017
#poeoisi
Aku tunggu kau,
Dari pekat malam,
Aku masih menunggu,
Dari dinginnya malam,
Aku masih menunggu,
Kau cahaya,
Akhirnya tiba juga,
Aku bahagia,
Akhirnya kau tiba juga,
Merubah semuanya menjadi terang,
Akhirnya kau tiba juga,
Kau cahaya,
Terangi aku,
Terangi langkahku,
Kau cahaya,
Jangan bosan,
Untuk menyinari kehidupan,
Untukku dan semua orang
2017
#poeoisi
GELAP
Coba pejamkan sebentar saja kita punya mata,
Apa yang kita lihat?
Gelap, iya gelap.
Lalu jika gelap untuk apa lagi semua ini?
Jika dunia saja sudah tidak bisa kita lihat,
Untuk apa lagi semua ini?
Menawannya si tampan,
Menariknya si cantik,
Untuk apa? Gelap sudah kan
Mewahnya rumah,
Mahalnya kendaraan,
Bergelimangnya harta,
Serta indahnya apa yang dipakai,
Untuk apa? Toh Gelap kan
Lalu apalagi nilainya semua ini?
Ternyata hidup tidak selalu tentang apa yang bisa kita lihat,
Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan realita dibelakangnya,
Faktanya, yang kita lihat terkadang justru menipu kita,
Mata telanjang kita terkadang tidak cukup untuk menelanjangi kejujuran hati,
Karena hidup tidak selalu tentang apa yang bisa kita lihat,
Nilai adalah apa yang ada dibalik hati kita, bukan yang ada dibalik penglihatan kita,
Karena mata telanjang terkadang tidak bisa menelanjangi hati kita.
September, 2017
#PoeoisiOi
Apa yang kita lihat?
Gelap, iya gelap.
Lalu jika gelap untuk apa lagi semua ini?
Jika dunia saja sudah tidak bisa kita lihat,
Untuk apa lagi semua ini?
Menawannya si tampan,
Menariknya si cantik,
Untuk apa? Gelap sudah kan
Mewahnya rumah,
Mahalnya kendaraan,
Bergelimangnya harta,
Serta indahnya apa yang dipakai,
Untuk apa? Toh Gelap kan
Lalu apalagi nilainya semua ini?
Ternyata hidup tidak selalu tentang apa yang bisa kita lihat,
Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan realita dibelakangnya,
Faktanya, yang kita lihat terkadang justru menipu kita,
Mata telanjang kita terkadang tidak cukup untuk menelanjangi kejujuran hati,
Karena hidup tidak selalu tentang apa yang bisa kita lihat,
Nilai adalah apa yang ada dibalik hati kita, bukan yang ada dibalik penglihatan kita,
Karena mata telanjang terkadang tidak bisa menelanjangi hati kita.
September, 2017
#PoeoisiOi
Langganan:
Postingan (Atom)