Sabtu, 14 September 2013

POLITIK ITU PENTING


POLITIK ITU PENTING
Manusia adalah zoon politicon artinya makhluk yang berpoliitik, inilah yang pernah dinyatakan oleh seorang filsuf Yunani. Apa yang dikatakan Socrates tersebut memang tidak berlebihan, karena dengan segenap potensi yang dimiliki oleh manusia mampu untuk mengurusi atau mengatur hidupnya.
Namun dewasa ini banyak diantara kita yang tidak memahami apa itu politik sebenarnya. Manusia kekinian kehiliangan kediriannya setelah mereka abai dengan urusan atau aturan yang melingkupi hidupnya. Bahkan, tidak sedikit diantara kita yang cenderung bersikap apatis dan apolitis ketika memperbincangkan masalah urusan dan aturan tadi.
Berbicara masalah politik tentu tidak akan ada habisnya, maka dari itu kita sebagai manusia yang berpolitik harus mempunyai dasar pengetahuan tentang politik itu sendiri. Dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah S3. S3 yang dimaksud disini adalah Siyasiyun, Smart, Syar’i. Siyasiun artinya kita harus memahami tentang politik, Smart artinya kita harus pandai berpolitik, dan Syar’i artinya ketika kita sedang berpolitik segala sesuatunya harus sesuai dengan kitabullah dan Sunnatullah.
Dari ketiganya, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjadi politisi yang selalu membawa visi keislaman dalam aktivitas politiknya. Politik bagaikan pisau bermata dua. Semuanya kembali kepada kualitas keberagamaan kita, apakah keimanan dan keislaman yang akan memandu kita dalam berpolitik, ataukah hawa nafsu kita dan pamrih keduniawian yang menguasai kita.
Berdasarkan realita diatas, tentu ini akan menjadi menarik jika kita kaji lebih dalam lagi. Ini tentu yang membuat saya tergugah untuk membawakan tema “.......” dalam penyusunan karya tulis ini. Jika saja kita memahami apa politik itu sebenarnya, bukan tidak mungkin banyak manfaat yang kita dapat dalam berpolitik, yang tentunya ini sangat banyak keuntungan yang dapat kita petik dari politik ini.
Sebelum berbicara jauh tentang politik, ada baiknya kita terlebih dahulu untuk memahami persepsi dan realita politik.
Politik itu jahat. Mungkin itu sebagian kecil dari persepsi masyarakat tentang politik. Pun demikian itu tidaklah benar, masyarakat luas hanya melihat politik dari luarnya saja, atau bahkan hanya melihat bagian negatifnya saja. Memang itu juga tidaklah salah sama sekali, toh itu Cuma persepsi, namun alangkah lebih baik jika kita mengetahui sisi positif dari politik.
Sebenarnya yang salah itu bukan politik itu sendiri, namun yang menjadi masalah itu adalah orang-orang yang memainkan politik itu. Karena pada hakikatnya politik itu penting, kita takkan bisa mengatur urusan sedemikian mungkin tanpa adanya politik. Esensi dari politik itu sendiri yaitu bagaimana kita mengatur suatu urusan agar dapat mencapai tujuan kita, welfare state (kesejahteraan rakyat).
Politik itu bak pisau bermata dua. Jika kita menggunakan ilmu politik untuk ke arah yang benar, maka tak ayal politik pun akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita. Namun jika kita menggunakan ilmu politik itu ke arah yang salah, niscaya politik pun akan memberikan kerugian yang sangat luar biasa. Tentunya urusan politik itu urusan kita semua, sehingga ini semua akan berdampak bagi kita semua.
Politik itu harus dipisahkan dengan Agama. Itu adalah persepsi dari sebagian pemain politik. Mereka berasumsi bahwa semua yang menyangkut urusan politik itu adalah hal-hal yang kotor, sehingga tak pantas jika dicampuradukan dengan urusan Agama yang mereka sebut bahwa Agama itu suci.
Asumsi seperti itu muncul mungkin karena meluasnya wabah sekularisme yang mempunyai paham bahwa kehidupan dunia itu harus dipisahkan dengan Agama. Tentu paham-paham seperi itu tidaklah benar sama sekali. Kehidupan dunia tanpa hal-hal keagamaan itu sudah jelas akan membuat kita bagaikan orang yang sedang kebingungan mencari tujuan tanpa petunjuk apa pun, sehingga tak pelak kekacauan pun akan selalu bersama kita.
Oleh karena itu penting adanya pembenaran tentang asumsi berpolitik. Sampai kapan pun perpolitikkan di Indonesia tidak akan pernah maju, karena tidak ada pembahasan yang lebih mengerucut kepada apa itu politik sebenarnya.
Politik sampai saat ini hanya menjadi korban. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar