Senin, 29 Desember 2014

MAKALAH STRATIFIKASI SOSIAL



STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT

MAKALAH

Oleh:
Rianna Buchori
41151010140163







FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
KOTA BANDUNG
2014 M/ 1435 H

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang di dalamnya terdapat keberagaman budaya atau lebih sering dikenal dengan istilah multicultural.Dari keberagaman masyarakat di Indonesia ini tidak jarang membuat beberapa permasalahan sosial yang muncul ke permukaan.Salah satu dari sekian banyaknya permasalahan sosial di Indonesia ini yaitu stratifikasi sosial.
Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya mungkin berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya. Selama dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu.
Suatu pelapisan dalam masyarakat ini tidak selamanya berdampak negatif. Di satu sisi, pelapisan dalam masyarakat ini akan memunculkan beragam konflik dalam masyarakat, akan tetapi di sisi lain pelapisan dalam masyarakat juga bisa memberikan dampak positif yaitu bahwa dengan adanya pelapisan sosial dalam masyarakat ini akan membuat masyarakat yang merasa hidupnya dibawah garis kemiskinan bisa menjadi lebih bersemangat untuk menaikkan taraf kehidupannya.
Melihat fenomena diatas, penulis terinspirasi untuk mengkaji lebih dalam tentang masalah itu, yang dituangkan dalam sebuah makalah ini dengan memberi judul “STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT”. Penulis berharap apa yang penulis bahas dalam makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang tentunya dapat diteladani bersama.

B.   Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini guna untuk membatasi pembahasan yang akan penulis bahas, adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana pengertian dari Stratifikasi Sosial?
2.    Bagaimana dasar timbulnya Stratifikasi Sosial?
3.    Bagaimana permasalahan Stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat?

C.   Tujuan dan Kegunaan
1.    Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
a.    Untuk mengetahui pengertian dari Stratifikasi Sosial.
b.    Untuk mengetahui dasar timbulnya Stratifikasi Sosial.
c.    Untuk mengetahui permasalahan Stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat.
2.    Kegunaan
Serta yang menjadi kegunaan dalam penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
a.    Untuk menambah wawasan penulis tentang pengertian stratifikasi sosial serta permasalahan yang berkembang di dalam masyarakat.
b.    Untuk memberikan informasi baru tentang apa yang penulis bahas.




TINJAUAN TEORITIS

A.   Pengertian Stratifikasi Sosial.
Pada zaman kuno dahulu, filsuf Aristoteles (Yunani) mengatakan di dalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka kaya sekali, melarat, dan berada di tengah-tengahnya.Ucapan demikian paling tidak membuktikan bahwa di zaman itu, dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.Seorang sosiolog terkemuka, yaitu Pitirim A. Sorokin, pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.Barang siapa memiliki sesuatu yang berhargadalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan.Mereka yang hanya sedikit sekali atau atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Di antara lapisan yang atasan dan yang rendah itu, ada lapisan yang jumlahnya dapat ditentukan sendiri oleh mereka yang hendak mempelajari sistem lapisan masyarakat itu. Biasanya golongan yang berada dalam lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Mereka yang memiliki uang banyak akan mudah sekali mendapat tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang mempunyai kekuasaan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan.
Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan social stratification.Kata stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.Selanjutnya menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan dalam masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat (Soekanto 2012: 197-198).
Berikut ini beberapa pendapat para ahli lainnya mengenai stratifikasi sosial :
a.    P.J. Bouman
Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.

b.    Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal
c.    Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
d.    Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat (http://nurfadhilahtia94.wordpress.com/tag/penggolongan-dan-stratifikasi-sosial-di-indonesia/).
B.   Dasar Stratifikasi Sosial
Di antara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relative banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat.Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
1.    Ukuran kekayaan
Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
2.    Ukuran kekuasaan
Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan teratas.
3.    Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan.Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas.Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional.Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4.    Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan ilmu yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaannya.Sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal.
            Ukuran di atas tidaklah bersifat limitative karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan.Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas dapat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat tertentu (Soekanto 2012: 207-208).
PEMBAHASAN

Permasalahan Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, stratifikasi atau lapisan sosial dalam masyarakat sudah barang tentu akan menimbulkan beberapa permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, dirasa perlu adanya analisa seputar masalah yang disebabkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Berikut adalah salah satu artikel yang berbicara mengenai permasalahan stratifikasi sosial dalam masyarakat:
Stratifikasi Sosial di Indonesia
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki karakteristik masyarakat yang majemuk.Kemajemukan tersebut yang menghasilkan adanya stratifikasi sosial atau pengelompokan suatu masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu secara vertikal.Stratifikasi sosial sebenarnya sudah ada sejak jaman Indonesia di jajah oleh Belanda dan Jepang.Koloni mengelompokkan masyarakat Indonesia ke dalam golongan-golongan tertentu sesuai dengan rasnya.Akan tetapi di jaman sekarang, stratifikasi sosial tidak lagi dikelompokkan berdasarkan ras.Stratifikasi sosial di Indonesia lebih mengarahkan penggolongan suatu masyarakat yang dinilai dari segi status sosialnya seperti jabatan, kekayaan, pendidikan atau sistem feodal pada masayarkat Aceh dan kasta pada masyarakat Bali. Sedangkan ras, suku, klan, budaya, agama termasuk ke dalam penggolongan secara horizontal.
Terdapatnya masyarakat majemuk di Indonesia tidak serta muncul begitu saja, akan tetapi karena faktor-faktor seperti yang dijelaskan dalam artikel Nasikun (1995) yaitu, pertama keadaan geografis yang membagi Indonesia kurang lebih 3000 pulau. Hal tersebut yang menyebabkan Indonesia memiliki suku budaya yang banyak seperti Jawa, Sunda, Bugis, Dayak, dan lain-lain.Kedua ialah Indonesia terletak di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik yang mneyebabkan adanya pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia seperti Islam, Kristen, Budha, dan Hindu. Dan ketiga ialah iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama yang menyebabkan perbedaan mata pencaharian antar wilayah satu dengan wilayah lainnya. Sehingga hal tersebut pula dapat membedakan moblitas suatu masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dalam kondisi wilayah yang berbeda.
Kemudian Pierre L. van den Berghe dalam artikel Nasikun (1995) menyebutkan karaktistik dari masyarakat majemuk ialah (1) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain, (2) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer, (3) Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar, (4) Secara relatif, seringkali terjadi konflik di antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, (5) Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi, (6) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lainnya.
Masyarakat majemuk tentu rentan terhadap adanya konflik.Hal tersebut dikarenakan etnosentrisme suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lainnya. Hal tersebut dirasa wajar mengingat terdapat banyaknya suku budaya yang ada di Indonesia yang masing-masing dari suku tersebut merasa bahwa sukunya lebih dominan dari suku lain. Seperti pernyataan dari pendekatan konflik, bahwa masyarakat majemuk terintegrasi di atas paksaan dari suatu kelompok yang lebih dominan dan karena ada saling ketergantungan antar kelompok dalam hal ekonomi (Nasikun 1995, 64). Kelangsungan hidup suatu masyarakat Indonesia tidak saja menuntut tumbuhnya nilai-nilai umum tertentu yang disepakati bersama oleh sebagian besar orang akan tetapi lebih daripada itu nilai-nilai umum tersebut harus pula mereka hayati melalui proses sosialisasi (Nasikun 1995, 65). Sehingga dari proses sosialisasi yang ditanamkan sejak dini, dapat mengurangi resiko konflik antar masyarakat dalam pandangan yang etnosentris (http://nurfadhilahtia94.wordpress.com/tag/penggolongan-dan-stratifikasi-sosial-di-indonesia/).
Artikel diatas merupakan sebuah contoh dimana stratifikasi sosial dapat memunculkan sebuah permasalahan atau gejolak dalam masyarakat.Permasalahan diatas membicarakan tentang keberagaman budaya dapat menyebabkan konflik yang didasari oleh pandangan etnosentrisme atau keinginan untuk membuat suku budayanya masing-masing lebih unggul daripada suku budaya yang lainnya. Tujuannya adalah bahwa suku budaya yang mereka diam di dalamnya supaya mendapat tempat setahap lebih atas dari suku budaya lain.
Dalam konteks Indonesia, permasalahan diatas sebenarnya tidak perlu terjadi karena sejatinya Indonesia memiliki sebuah dasar negara yaitu Pancasila.Pancasila mengajarkan bahwa setiap masyarakatnya harus bersatu seperti yang termaktub dalam sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”.
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama.Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara.Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama (Kaelan 2010: 81).
Selain sila Persatuan, di dalam Pancasila juga terdapat sila Kemanusiaan.Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.Oleh karena itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk bermoral dan beragama (Kaelan 2010: 80).
Jika dilihat dari perspektif agama, stratifikasi sosial atau lapisan masyarakat mempunyai beberapa interpretasi dari masing-masing agama.Agama Islam misalnya, di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang lapisan masyarakat. Seperti ayat yang berbunyi: “Hai manusia! Sesungguhnya, Kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia di sisi Allah ialah oran yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S. Al-Hujurat:13).
Dari ayat diatas, jelas bahwa yang membuat manusia mulia di sisi Allah bukanlah orang-orang yang mempunyai harta yang banyak, kekuasaan yang tinggi, atau pendidikan yang tertinggi, melainkan orang-orang yang bertakwa.
Berbeda halnya dengan agama Hindu, tanpa berpretensi jelek terhadap agama Hindu yang mengakui eksistensi sistem kasta, hal ini jelas merupakan suatu masalah moral yang besar.Yang tidak secara eksplisit membedakan stratifikasi sosial. Mengapa, umpamanya, seorang Brahmana yang malas dan mungkin tidak berguna memperoleh martabat sosial yang paling tinggi, sedangkan seorang Sudra atau seorang yang tak berkasta tapi jujur dan rajin tidak hanya dipisahkan dalam hubungan kerjanya, tetapi juga ditolak oleh masyarakat dan tidak diperkenankan menjalankan hal-hal yang berhubungan dengan upacara keagamaan tertentu (Kahmad 2009: 157).





















PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari pembahasan yang penulis bahas, maka dari itu penulis dapat menyimpulkan, diantaranya:
1.    Stratifikasi sosial adalah sistem lapisan dalam masyarakat yang bertingkat secara vertical, yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
2.    Dasar-dasar dalam stratifikasi sosial merupakan ukuran seseorang dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kelasnya. Ukuran-ukuran tersebut diantaranya adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
3.    Permasalahan di Indonesia yang disebabkan oleh stratifikasi sosial ternyata cukup banyak, salah satunya adalah konflik antar suku budaya yang disebabkan oleh pandangan etnosentrisme.

B.   Saran
1.    Stratifikasi sosial harus disikapi dengan bijak, karena menurut hemat penulis stratifikasi sosial tidak selamanya berdampak negative.
2.    Permasalahan yang disebabkan oleh stratifikasi sosial sudah tentu tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan nilai Pancasila dan nilai Agama.





DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.(2010). Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Paradigma.
Kahmad, Dadang. (2009). Sosiologi Agama.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta. Rajawali Pers.

IT'S ALL ABOUT GENERATION OF CHANGE

Selamat membaca...

sabtu pagi tanggal... (berapa ya ? saya lupa lagi hehe) hari dimana kita semua resmi jadi santri Sma Plus Mualliminn, (ceritanya tuh sma+pesantren), ciee dipanggil santri cieee haha
berawal dari tidak saling mengenal berakhir menjadi saudara...
mungkin ketika masuk smusim kita ada yang terpisah sama pacarnya sahabatnya musuhnya temennya sodaranya atau siapa pun itu ..
santri gabungan yg berasal dari ciawi, jamanis, tasik, sukaresik, kadipaten, garut, sumedang banten dan bahkan yg paling jauh itu berasal dari rajapolah hehe
ada yang saling mengenal ada juga yang tidak. kita lewatin semua ini bersamasama susah senang kita tanggung bersama demi suksesnya d akhir cerita kita semua ..
sampe akhirnya kemarin tanggal 19 juli kita berpisah, asli 3 tahun berasa singkat men...
asatidz yang telah mensukseskan kita semua adalah ..
Alm. Ust. Abd. Aziz al-Fadol : Tafsir, sejarah, pkn (walau cuma satu tahun dididik oleh beliau, tapi terasa banget kehilangan orang seperti beliau, semoga engkau selalu disisi Allah, kangen ustad )
Ust. Taimullah as-Sabik : Tafsir, sirah, fiqh siyasah (hokagenya smusim, "ulah hilap sholat", siap ustadz, insyaallah )
Ust. Mahmudin : tauhid, tahsin (kocak tapi hebat, jarang gogorowokan, haha tibalik mereun )
Ust. Roni Sujatnika : syariah/ushul fiqh (tangan dinginnya mampu membuat kita terkesan men).
Ust. Syaefudin : bahasa arab (say: "ustadz mah alim pami ngajar terus bangku nu dihareup teu diisian !!" tidak akan saya lupa tad)
Ust. Wahyu : geografi, seni budaya (say: "lamun teu kapanggung nilaina moal aya dina rapot !!" haag siaaahh haha *bari mamawa notebook keur ngamera haha peace)
Ust. Dede Reviana : sejarah, kejamiyyahan (say: "kalo belum pada tau bikin makalah aja ya 15 lembar, nanti kita diskusiin" haha semuanya diam kalo ini ustadz ada di kelas)
Ust. Rifki Yuhana : biologi, psikologi/dedaktik (guru yg ga pernah bawa buku kalo mau ngajar, keren kan ?, say: tahh si buchori, si adi, si faisal, si lutfi (duanana), si ripki, jeung si rizki nu sok ngaroko mah, nya buchori nya ? *jadi maluuu haha)
Ust. Asep Toni : sosiologi, pkn (guru yg jarang telat (mereun), selalu bawa laptop sambil browsingan ngajarnya biar ga panik, paling FENOMENAL pokona mah :-D)
Bpk. Asep Taufik : matematika (kita sering sebut mario teguhnya smusim, say: bapa mah baheula teh....... thh matak ayeuna kalian mah enak...." ;-))
Bpk. Ridwan Efendi: Pernah jadi guru Kimia, Staf Udar-ider (Ceesna Ust. Dede, paling rajin stay di sekolah)
Ust. Haris: Kejamiyyahan (masih ingat kalian sama ustadz yg ini ? ck rianna pangnyandakkeun eeut lah ka kantin, ieu botolna haha)
Bpk. Munir: Bhs. Indonesia (masih ingat juga sama guru yg satu ini ? Anak-anak dengarkan bapa yaa...!! luthfi f. kenapa kamu terlambat ? yg lain sekolah malah tidur hahaha )
Bpk. Koko Koswara: T.U. (pokona lamun geus dipanggil ku pa koko awak teh langsung kaluar kesang tiis dengan sendirinya =)) haha)
Bpk. Acep: Penjaskes (wayahnya semuanya harus renang, kalo tidak gaakan ada nilai di rapot kecuali kalo sanggup beli TOKTAK wkwkwkwk pas juara futsal @kenanga nu ditanyakeun teh "uangnya mana uang ? X_X hehe )
Bpk. Nandang: bhs. inggris (guru paling perfeksionis say: "heeeyyyy oi apaa kabar ?" haha)
Bpk. Dadang: bhs. Indonesia (guru yg paling mengerti *mereun jamal say: itu pak dadang aki na paeh, dewek ngajawab: innalillahi, iraha ? dimana ?, singhoreng teh aki mobil na beuhhhhhh x_x haha )
Bpk. Kamaludin: Sosiologi/Geografi (saya suka kalo dipanggil ustadz, tapi saya paling ga suka kalo diremehin *bari nyarekan ka kang adi tapi kang nanang juga pernah jadi korban lohh hahaha wkwkwk )
Us.t Wildan: Sejarah (ngajar henteu ka kelas 3 teh, kenal oge teu kenal kenal teuing, tapi beliau berani memarahi kita men waktu sidang paper haha peace )
Ust. Ade: guru dari semua cabang ilmu (pokona lamun eweuh guru di kelas pasti kehadiran ust. ade tidak diharapkan, soalna sok ngisi hehe. kejadian lucu dan nyata waktu saya dan teman2 sedang membicarakan ust. ade tiba2 beliau datang bari nyarios: "naon rianna ??" nteu tad, ampun dan itu terjadi dua kali men )
Ust. Rosidin: guru dari semua cabang ilmu (pokona everything lahh about pak rosidin mah, saya tidak bisa berkata apa2 lagi hehe, ust. sabik say: dibatur mah 5, di urang mah hiji oge 5, itu buat pak rosidin )

Beralih ke guru wanita,
Bu Elin Dahriah: Ekonomi (ripki, lutfi d., fikri, izul, mana buku akuntan na ? pokonya ibu mah ga mau ngajar tahh, cieee si ibu pundung cieee wkwkwkwk)
Bu Riris: Bhs. Inggris (say: kornya 1 buat UG, rg nya masih 0... masa rg kalah sama ug ? rg mah seuri we bari ngajawab: "what to say" ?? )
Bu Tusana: Ekonomi (say: rianna kamu mah daa kamu mah daa... dewek ngajawab bari saltingg: "apa atuh ibu ? hahaha apa banget lahh )
Bu Mika: Kimia (primadonanya kelas Ipa katanya... lurus teaaaaaaa )
Bu Dian: Kimia (masih ingat sama guru yg satu ini ? say: ihhhh naon ips, ngitung oge make kalkulator beas, bari sinis ngomong na teh hehe )
Bu Mia: Bhs. Indonesia (yaa walaupun belum pernah masuk kelas tapi cukup membuat saya dan beberapa orang memperbincangkannya sampe pas denger info bu mia sama bu tusana nikah aslian sedih men, *bari nyekelan hate sambil ngomong: sakitnya tuh disini hahah)
bu Frida: Tafsir (mungkin guru ini paling jarang dibicarakan dikalangan kita hehe)
bu ai papat: T.U. (addeeeeuuhhh faisal aya teteh wkwkwkwkwk)
Bu neneng: T.U. (saking seringnya guru ini diem di kantor, sampe sampe waktu rg bikin lagu mengenai asatidz yg lain disebut namanya tapi ibu ini mah disebut "guru nu sok di kantor hahahaha )
dari sekian banyak guru ini .. mungkin ada sebagian guru yang kita suka dan ada juga yang tidak...
semua cerita kita dapet di smusim ini
mulai dari: persahabatan, cinta lokasi, persaudaraan, soulmatean, musuhan, main tikung, putus, balikan, jadian sama sahabat sendiri, jadian sama mantan pacarnya sahabat, perang send all, disidang garagara nonton persib, tidur di lapang futsal, merayakan ulang tahun, dan banyak lagi pokonya bahkan bagi sebagian orang kita dapat SKORSING, uhh mantap
hal yang paling membuat kita takut dan selalu membayangi kita mungkin diantaranya,
PAPER, PPL, PKKJ, dll. tapi catat, UN tidak pernah membuat kita takut men *mereun hehe
tapi kita harus bisaa melewati itu semua, dan kita bisa lewati itu semua...
saya kira hal yang paling sayaa takuti itu akan berakhir . ternayata sayaa salah . hal yang paling menakutkan dan mungkin sangat berat adalah berpisah sama kalian semua teman :') sulit mungkin lupain kalian, bahkan saya ga bisa bayangin hidup kalian semua tanpa saya *hehe *copas

ini adalah kita semua :')
Adi: abah na GOC, paling dewasa lahh (say: arurang geus ditonjok ku pak aston, sok rek malik nonjok atau ngahampura ? haha)
Faisal: super cool, paling anti akan percintaan (lamun ngagitar na teh bakal beda ti batur chord na teh haha)
Fajar: anggun (anak gunung), sering kita sebut ulamanya GOC lohh (bapak ketu yg bijak) hehe
Farhan: ulama salafnya GOC haha (GOC say: awas aya akang jundullah hayu urang goyang jundul *sundul mereun wkwkwk)
Fadil: paling aktif ieu budak teh, ga percaya ? coba ingat waktu mastasa kita, dia baru datang oge geus jungkir balik tahh, bener teu ? haahaa
Jamal: aki na GOC, tapi ongkoh aki ari wajah orok, kumaha tah kesimpulanna ? (sekali bicara langsung buat kita tertawa haha)
Luthfi f.: kolonel (kolot sagede mennel) haha tapi jangan salah ini anak adalah "the master of music lohh" =)) )
Lutfi d.: amang bako, nakeeeeerrrr teaa haha (tukang maen djimbe profesional, ust. wildan say: kata siapa orang sunda gabisa biang "f", maap... itu PITNAH, hahha)
Nanang: gegeden yeuhhhh awas tahh (anteeet, wang nga bm yu haha)
Rianna: kalian nilai aja masing2 yaa hehe
Rizki: kerabat kapuk haha (GOC say: ki iraha BERAKSI ? HAHA)
Ripki: Pak Dokter buat yg punya hp android atau symbian, (say: da pak munir mah balaga haha)

Part UG
Gina: Giga (Gina gaje) sebutan yang pantas buat teh Gina, tapi jangan salah teh gina itu baik lohh ( peace
Isana: Mrs. Inggris (Guru Bhs. Inggrisnya GOC hehe) Pak Nandang Say: Heyy Isann apa kabar? *bari ngomong na teh diinggris-inggriskeun gening hahahaha
Hana: Bunda Hana (CHSI kalii yaaa x_x haha maafmaaf) UG terkalem tapi sekali bikin karya seni waaaww Subhanallah pokonya =))
Hena: Macho 3 (Mempunyai suara yang cetaaarrr membahana) say: Pokona mah hidup ST Setia haha
Karina: Mrs. Akuntan GOC (Mempunyai dua buah bola pingpong) haha
Linah: Macho 1 (Ini dia premannya SMUSIM selama GOC masih berkiprah haha) tapi dibalik kepremanannya ibu yg satu ini adalah orang yang cerdas lohh, insyaallah amin ya bu hahay
Nurul: @Nuwicuy Hurairoh (Nama Ucuy nya sempat saya bajak, bahkan sampai sekarang haha soalnya namamu belum ditangguhkan siih haha) *Eeeeiiiiittssss awas, aktivis loh ibu yg satu ini ()
Rani: Teh Ranun haha (Adi say: Babun man babun ? :D) Adi iiiiiiiiiiiihhhhhhhh haha
Sheila: Putri Tidur (GOC say: Sel kumaha tos lungsur wahyu teh ? haha) tapi memang benar adanya haha
Silpia: Ibu Bendahara Negaranya GOC (GOC say: ieu saha sok anu pantes nyepeng duitna ?dengan kompak semuanya menjawab: Silpiiiiaaa =)) haha)
Siti: Macho 2 (Sekretarisnya Ibu Linah jadi preman :D) GOC say: *yg ditanyain bukan kabar tapi Tiw tahu mana tahu ?
Veni: Putri diamnya GOC (tapi kejadian paling lucu ketika nama Veni jadi Veri haha *ga percaya?? Liat aja di kenang2an PKKJ kita ke Bandung tea geuraaa haha)
itu yang mungkin bikin saya sulit buat lupain kalian smua
mau gamau kita semua harus pisah kawan :') kalian adalah yang terbaik kawan kalian yang special buat saya kalian yang berharga dalam hidup saya

 peterpan : semua tentang kita
waktu terasa semakin kelabu
tinggalkan cerita tentang kita
akan tiada lagi kini tawamu
tuk hapuskan semua sepi di hati
reff: ada cerita tentang aku dan dia
dan kita bersama saat dulu kala
ada cerita tentang masa yang indah
saat kita berduka, saat kita tertawa
teringat di saat kita tertawa bersama
ceritakan semua tentang kita
"satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati

perpisahannya bukan buat yg terakhir kan men ?
ingat ada piala nikah lohh, jadi 24 kali kita akan bertemu di hari pernikahan dari setiap bagian GOC. hehe
kalo ngutip lagunya brother itu rasanya sesek men, coba baca: "teman yg sejati telah kutemui untuk menemani perjuangan suci.
bener kata kang fadhil, pada akhirnya kita terbagi menjadi dua rg 12 ug 12, menarik lohh men, coba bayangin, persis punya 12 sudut di lambangnya, kalo lahh 12 sudut itu kita bener2 ada didalamnya maka jangan satu pun hilang, karena jika satu saja hilang maka hilang lah keseimbangannya.
Mungkin ini cuma tulisan kecil buat mengingatkan kita kembali kepada masa-masa indah kita dahulu. Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan karakter tokoh, tempat, nama, dll., mohon dimaafkan hahay (FTV mereun anu kitu mah). Terima kasih sudah mau menjadi bagian dari hidup saya.

Ingat kawan WE ARE NOT FRIEND, WE ARE NOT BESTFRIEND, BUT WE ARE FAMILY.

Thanks.
OI