Aku dan Sang Ibunda
Nak, Bunda ingin bertanya padamu... Bolehkah Bunda bertanya padamu? Boleh Bunda, sangat boleh... Tapi pertanyaan ini tidak hanya satu nak melainkan banyak dan sangat banyak... Boleh Bunda, Bunda boleh tanyakan apa saja kepadaku, anakmu ini... Tapi pertanyaan ini akan sedikit membuatmu sakit hati nak bahkan Bunda pikir engkau takkan mau menjawab pertanyaan ini nak... Tidak Bunda, selain Tuhan, Bunda berhak mengetahui apa saja tentang anakmu ini... Apakah yakin kamu nak? Yakin Bunda, sangat yakin... Yasudah lah kalo kamu yakin Bunda akan coba bertanya kepadamu nak... Silahkan Bunda...
Nak, bagaimana kabarmu nak? Apakah kamu baik2 saja nak? Baik Bunda, sangat baik keadaanku...
Nak, sehatkah fisikmu saat ini nak? Sehat Bunda, sangat sehat..
Nak, apa yang sedang memenuhi pikiranmu sekarang nak? Banyak Bunda, Uang dan Membentuk sebuah keluarga salah satunya bunda...
Nak, selama ini apa yang kau makan nak? Masihkah sama apa yang kau makan dengan orang lain? Yang saya makan selama ini masih sama Bunda dengan orang lain, anakmu ini makan nasi dan lauk pauk yang biasa orang lain makan...
Nak, apakah kamu sudah mempunyai seseorang yang akan mendampingi hidupmu nanti? Kalau sudah wanita seperti apa dia? Dan apakah kamu yakin kepadanya? Sudah Bunda, saya sudah temukan itu, dia adalah wanita shalehah (insyaAllah) dia mampu menjaga diri dan menghormati laki-laki, yakin Bunda, saya yakin sekai...
Nak, sudahkah kau temukan kebahagiaan dalam hidupmu sekarang ini? Belum Bunda, saya tidak bisa merasakan kebahagiaan sebelum saya sukses dan bisa membanggakan engkau Bunda...
Nak, sudahkah kau bisa menikmati apa yang kau miliki sekarang? Belum bunda, masih banyak penderitaan yang saya alami, apa yang bisa dinikmati dari sebuah penderitaan terlalu banyak sakit dalam hidup saya Bunda...
Nak, bagaimana menurutmu keadaan dunia saat ini? Khususnya di Tanah Indonesia ini nak? Keadaan Dunia menurutku sudah kacau Bunda, perang dimana-dimana kedamaian seolah cerita fiktif belaka, dan di Tanah ini saya sudah merasa tak seperti berada di Tanah Indonesia Bunda...
Nak, siapkah jika engkau harus mati esok? Lalu bekal apa yang sudah kau persiapkan untuk perjalanan panjangmu nanti? Sejujurnya saya belum siap Bunda, karena saya belum punya bekal apa-apa untuk perjalanan panjangku nanti...
Nak, apa yang paling kau sesalkan di dunia ini? Sebelum saya menjawab pertanyaan ini saya meminta maaf terlebih dahulu kepadamu Bunda, karena yang paling ku sesalkan di dunia ini adalah kembali melalaikan apa yang telah menjadi kewajibab saya kepada Allah Bunda, saya tahu Bunda kecewa karena bagian ini yang selalu Bunda pesankan kepadaku sebelum saya pergi...
Nak, sebenarnya apa yang engkau cita-citakan selama ini? Dan apa harapanmu buat esok hari jika engkau masih diberi kesempatan untuk hidup? Yang saya cita-citakan selama ini hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari hari lalu, dan berguna untuk orang lain terutama untukmu Bunda. Harapanku adalah bisa kembali ke jalan yang dulu telah membuat saya sedikit merasakan indahnya menjadi manusia Bunda...
Cukup nak, cukup segitu saja pertanyaan dari Bunda... Apa maksud dari semua pertanyaan tadi Bunda, anakmu ini bingung akan pertanyaan-pertanyaanmu Bunda... Apakah Bunda perlu menjelaskan semuanya nak? Iya perlu Bunda, sangat perlu supaya tidak ada salah paham diantara kita... Baiklah kalau begitu nak akan Bunda jelaskan...
Benarkah jika keadaanmu baik-baik saja nak? Iyaa Bunda benar... Lalu kenapa jika kamu baik-baik saja kau tidak pernah berpikir bagaimana jika keadaanmu tiba-tiba memburuk nak?
Benarkah jika fisikmu sehat-sehat saja nak? Iyaa Bunda benar, lalu bagaimana dengan kondisi batinmu? Bukankah selama ini yang kau jalani bamyak yang berbenturan dengan nuranimu? Kenapa semua itu masih kau jalani nak? Kalau kau hanya berpikir bahwa yang perlu kau jaga kesehatan itu hanya fisikmu maka kau salah besar nak, karena batinmu akan mempengaruhi keadaan fisikmu, jika batinmu baik-baik saja maka fisikmu akan lebih baik...
Lalu apa benar yang ada dipikiranmu hanya harta, tahta, wanita seperti yang kebanyakan orang pikirkan nak? Iyaa Bunda, benar... Terlalu picik kamu nak, masih banyak yang harus kau pikirkan selain dari yang kau sebutkan tadi, bukankah yang seharusnya yang memenuhi pikranmu adalah bagaimana keadaan masyarakat saat ini? Bukankah kau seorang pemuda nak? Bukankah nasib sebuah bangsa itu tergantung bagaimana pemudanya saat ini? Jika oemuda sepertimu hanya memikirkan harta tahta wanita, lalu siapa yang akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik nak? Lalu siapa yang akan menggantikan para pemimpin-pemimpin yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri nak?
Anakku, benarkah jika yang kau makan itu sama dengan orang lain nak? Benar Bunda, masih sama apa yang saya makan dengan apa yang orang lain makan Bunda... Bohong, kamu bohong nak... Kenapa bohong Bunda? Iya bohong kamu nak, jika iya sama apa yang kau makan dengan apa yang orang lain makan, apakah pernah kamu memakan rumput? Apakah pernah kamu meminum air selokan yang kotor? Ingat nak, tidak semua orang bisa memakan nasi dan air mineral yang jernih, banyak orang-orang diluar sana yang kelaparan dan memakan apa saja yang mereka temukan.
Benarkah kau sudah yakin akan calon pendampingmu saat ini? Yakin Bunda, saya yakin... Bohong kamu nak, jika kamu hanya melihat dia dari kecantikannya maka keyakinanmu terhadapnya akan berkurang jika dia menua, jika kamu hanya melihat kekayaannya maka keyakinanmu akan luntur jika dia jatuh miskin. Yang harus kau lakukan adalah jika dia shaleha maka jadilah kamu laki-laki yang sholeh, jika dia cerdas maka kamu harus cerdas pula, jika dia menghormati laki-laki maka kau harus pandai menghargai wanita. Karena menurut agama kita si baik akan bertemu dengan si baik, si jelek akan bertemu dengan si jelek.
Benarkah kau belum merasakan bahagia nak? Benar Bunda... Kenapa nak kenapa? Bukankah mereka yang merasakan kelaparan kepanasan atau bahkan kehujanan masih bisa merasakan kebahagiaan? Kenapa kau belum bahagia nak? Bukankah dia yang berjuang di jalan Allah walaupun harus menerima berbagai macam ujian di Dunia ini masih merasakan kebahagiaan? Kenapa kau masih belum bisa merasakan kebahagiaan nak? Jika kau hanya mengukur bahwa kebahagiaan itu bisa kau rasakan setelah kau sukses dan membahagiakan Bunda, lalu apa sukses itu nak? Bunda bahagia jika kau meraih kesuksesan itu dibarengi proses yang amat sangat sehingga kau merasakan kepedihan yang mendalam dan kepedihan itulah yang akan membuatmu bahagia jika kau mensyukurinya nak.
Nak sadarkah kamu apa yang membuatmu selalu merasa menderita saat ini? Yang selalu membuatmu merasakan penderitaan saat ini hanyalah perasaanmu saja nak, sedangkan kau anak muda, tak pantas jika kau hanya mengikuti perasaan, perasaan yang sekiranya membutakan pandangan dan pikiranmu itu harus kau lawan nak, Bunda tidak pernah mengajarimu bagaimana untuk menjadi seseorang yang lemah, tapi Bunda selalu ajarkan kamu bagaimana menjadi seseorang yang tangguh dan kuat nak, ingat tanggung jawabmu di Dunia ini masih banyak nak, kau masih harus selesaikan semua permasalahan yang sedang kita hadapi bersama, Bunda yakin kamu pasti kuat dan bisa nak.
Nak jika kamu pikir Dunia ini sudah kacau lalu apa yang akan engkau lakukan nak? Apakah kau hanya diam saja melihat dan menikmati kekacauan ini? Tentu tidak boleh begitu nak. Kedamaian tidak boleh diukur oleh berhentinya peperangan semata nak, kedamaian itu harus menyeluruh, harus semua aspek ikut berdamai nak, dan tidak ada cara lain selain menjadikan bumi ini kembali ke pangkuan Agama nak. Lalu kenapa lau tak merasa sedang berada di Tanah Indonesia nak? Bunda mengerti kenapa kamu bilang begitu, karena Tanah Indonesia yang dulu kau kenal sebagai Tanah Islami sekarang sudah jauh dari konsep itu kan? Sekarang sulit nak, karena konsep Islami sudah tidak cocok untuk digunakan di Tanah kita ini, karena apa? Karena konsep Islami kita sudah tidak dipakai lagi.
Siap atau tidak siap jika sudah waktunya tiba kau akan mati jua nak, tak bisa kau beralasan jika kau belum punya bekal apa-apa maka kau tak boleh mati dulu, tidak nak tidak seperti itu. Itulah uniknya Tuhan ciptakan manusia dan tak pernah Dia berikan informasi kapan kita akan mati nak, supaya Tuhan tau mana yang benar-benar setia kepada-Nya dan mana yang membangkang kepada-Nya. Maka sebelum kau temui ajalmu nak, siapkanlah dari sekarang, bukan besok atau nanti nak, tapi mulai sekarang.
Jika selama ini kau telah melalaikan kewajibanmu dan engkau merasa menyesal bertaubatlah nak, mohonlah ampunan kepada-Nya bukan kepada Bundamu ini, karena Bunda tak bisa janjikan apa-apa untuk kehidupan di akhirat nanti nak. Selagi kau masih bisa merasakan penyesalan maka segeralah bertaubat nak sebelum rasa sesal itu hilang sama sekali dan engkau terlalu asik meninggalkan kewajibanmu nak.
Nak, jika ingin menjadi manusia yang lebih baik Bunda rasa itu bukan cita-cita, tapi itu adalah kewajiban bagi setiap manusia nak, kamu harus selalu meningkatkan kualitas diri nak terlebih kualitas keimananmu nak, karena keimananmu adalah senjata yang paling ampuh untuk.menggetarkan musuh-musuhmu di jalan Allah nak. Percayalah, Bunda ingin kau.menjadi orang yang tangguh di jalan Allah nak, engkau lah yang harus membuat kehidupan nanti menjadi lebih baik.
Nak, jika kau ingin kembali, maka kembalilah nak. Kembali berada di barisan terdepan bersama pasukan-pasukan Allah nak, janganlah gentar akan musuh-musuh Allah di dunia ini nak, buktikanlah bahwa kau anak muda yang berani nak. Jika kau ingin tanah ini kembali menjadi tanah Indonesia, maka berjuanglah nak, menjadikan negeri ini lebih baik adalah salah satu jalan berjuang di jalan Allah nak. Kembali kau harus ingat-ingat segala memory indah rasanya berjuang di jalan Allah nak. Percayalah, Allah selalu bersama kita jika kita menginginkannya nak.
Anak itu pun menangis dan tertidur di pangkuan ibunya, esok setelah dia bangun maka dia akan membuat Negeri ini lebih baik dan selalu berada di barisan terdepan untuk menjadi pasukan Allah dan membela Allah sampai dia ucapkan kalimat suci "Tiada Tuhan (yang berhak) disembah kecuali Allah" di penghujung kehidupannya.
Siapapun yang membaca tulisan ini, tolong jadikan "aku" di tulisan diatas sebagai diri kita sendiri atau sesuaikan dengan kehidupan diri kita sendiri.